Record Detail Back
Film Sandiwara Boneka Sebagai Sarana Komunikasi Informasi Dan Edukasi Pangan Jajanan Yang Aman Untuk Komunikasi Sekolah (Balai Besar POM Kota Bandung) (TERBAIK)
Latar Belakang
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan menunjukan bahwa setiap tahun selalu terjadi keracunan di sekolah dengan anak sekolah dasar (SD) menjadi kelompok yang paling sering mengalami keracunan. Menurut data Badan POM tahun 2014 menunjukan adanya jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat karena mengandung Bahan Tambahan Pangan yang dilarang seperti Boraks Formalin, Rodhamin B, Methanil Yellow atau bahan Tambahan Pangan yang diperbolehkan seperti benzoat, siklamat dan sakarin tetapi pengguanaannya melinihi batas serta tidak memenuhi uji cemaran mikroba. Tingkat pengetahuan tentang keamanan pangan sangat berpengaruh dalam menentukan perilaku konsumsi pangan. Pengetahahuan tersebut biasanya diperoleh dari berbagai sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk dan kerabat dekat. Jajanan yang dimakan olh siswa biasanya tersedia di kantin sekolah dan penjaga makanan disekitar sekolah yang merupakan agen penting yang bisa membuat siswa mengkonsumsi makanan tidak sehat.
Inovasi Perubahan
1. Terwujudnya produk informasi berupa film sandiwara boneka tea pangan jajanan sehat
2. Terlaksananya sosialisasi produk informasi berupa film sandiwara boneka di 3 Sekolah Dasar di Kota Bandung
3. Tersedianya hasil survey tayangan film berupa hasil analisa kuesioner di Sekolah Dasar
Output Perubahan
1. Tersusunnya draft penyusunan aktor film dengan masing-masing karakternya
2. Tersusunnya dratt berupa rekomendasi dari peserta tentang aktor, materi dan unsur yang terlibat dalam film tersebut
3. Tersusunnya Draft skenario film dan produk jadi berupa 10 boneka sebagai aktor dalam film tersebut
4. Tersusunnya hasil analisa kuesioner dari 4 (empat) Sekolah Dasar
5. Tersusunnya produkadi berupa film Boneka tentang pangan jajanan yang aman
Manfaat
1. Meningkatnya pemahaman komunitas sekolah terhadap pangan yang aman dan bebas dari bahan berbahaya
2. Membantu petugas kantor maupun kader dalam melakukan kegiatan bimtek keamanan dan mutu PJAS
3. Terhindarnya masyarat Khusunya Komunitas sekolah dari pangan yang berisiko terhadap kesehatan
4. Berkurangnya asupan makanan yang tidak aman dan tidak sehat sehingga berpotensi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat